Sabtu, 31 Maret 2012

makalah nifas

BAB  I
PENDAHULUAN
1.        Latar belakang
Hakikat pembangunan nasional adalah menciptakan manusia Indonesia seutuhnya serta pembangunan seluruh masyarakat Indonesia menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Oleh karena itu, pembangunan dibidang kesehatan harus dilaksanakan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional, karena pada dasarnya pembangunan nasional di bidang kesehatan berkaitan erat dengan peningkatan mutu sumber daya menusia yang merupakan modal dasar dalam melaksanakan pembangunan.
Salah satu indicator untuk menentukan derajat kesehatan suatu bangsa di tandai dengan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. Hal ini merupakan suatu fenomena yang mempunyai pengaruh besar terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan.
Masa nifas merupakan hal penting untuk diperhatikan guna menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia. Dari berbagai pengalaman dalam menanggulangi kematian ibu dan bayi di banyak Negara, para pakar kesehatan menganjurkan upaya pertolongan difokuskan pada periode intrapartum. Upaya ini terbukti telah menyelamatkan lebih dari separuh ibu bersalin dan bayi baru lahir yang disertai dengan penyulit proses persalinan atau komplikasi yang mengancam keselamatan jiwa. Namun, tidak semua intervensi yang sesuai bagi suatu Negara dapat dengan serta merta dijalankan dan member dampak menguntungkan bila diterapkan dinegara ini.
Asuhan kebidanan yang diberikan oleh seorang pemberi pelayanan kebidanan sangat memengaruhi kualitas asuhan yang diberikan dalam tindakan kebidanan seperti upaya pelayanan antenatal, intranatal, postnatal, dan perawatan bayi baru lahir. Sebagai seorang bidan professional, bidan perlu mengembangkan ilmu dan kiat asuhan kebidanan yang salah satunya adalah harus mampu mengintegrasikan model konseptual, khususnya dalam pemberian asuhan kebidanan ibu pada masa nifas.
2.        Rumusan Masalah
a.         Mengetahui pengertian masa nifas
b.        Mengetahui tujuan masa nifas
c.         Mengetahui kebutuhan dasar ibu pada masa nifas








BAB II
PEMBAHASAN
1.        Pengertian
Masa nifas ( puerperium ) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula ( sebelum hamil ) yang membutuhkan waktu ± 6 minggu.
Selama masa pemulihan tersebut berlangsung, ibu akan banyak mengalami perubahan, baik secara fisik maupun psikologis sebenarnya sebagian besar bersifat fisiologis, namun jika tidakk dilakukan pendampingan melalui asuhan kebidanan maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi keadaan patologis.
Masa ini merupakan masa yang cukup penting bagi tenaga kesehatan untuk selalu melakukan pemantauan karena pelaksanaan yang kurang maksimal dapat menyebabkan ibu mengalami berbagai masalah, bahkan dapat berlanjut pada komplikasi masa nifas, seperti sepsis puerperalis. Jika ditinjau dari penyebab kematian para ibu, infeksi merupakan penyebab kematian terbanyak nomer dua setelah perdarahan sehingga sangat tepat jika para tenaga kesehatan memberikan perhatian yang tinggi pada masa ini. Adanya permasalahan pada ibu akan merimbas juga kepada kesejahteraan bayi yang dilahirkannya karena bayi tersebut tidak akan mendapatkan perawatan maksimal dari ibunya. Dengan demikian, angka morbiditas dan morbilitas bayi pun akan meningkat.


2.        Tujuan asuhan masa nifas
Asuahn yang diberikan kepada ibu nifas bertujuan untuk  :
a.       Meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologi bagi ibu dan bayi
b.      Pencegahan, diagnose dini, dan pengobatan komplikasi pada ibu
c.       Merujuk ibu keasuhan tenaga ahli bilamana perlu
d.      Mendukung dan memperkuat keyakinan ibu, serta memungkinkan ibu utuk mampu melaksanakan perannya dalam situasi keluarga dan budaya yang khusus.
e.       Imunisasi ibu terhadap tetanus
f.       Mendorong pelaksanaan metode yang sehat tentang pemberian makan anak, serta peningkatan pengembangan hubungan yang baik antara ibu dan anak.

3.        Kebutuhan dasar ibu pada masa nifas
a.      Nutrisi dan Cairan
Pada masa nifas masalah diet perlu mendapat perhatian yang serius, karena dengan nutrisi yang baik dapat mempercepat penyembuhan ibu dan sangat memenuhi susunan air susu karena kualitas dan jumlah makanan yang dikonsumsi akan sangat memengaruhi produksi ASI. Pemberian ASI sangat penting karena merupakan makanan utama bayi dan  memberi manfaat berupa:
*     ASI mengandung nutrisi yang optimal, baik kuantitas dan kualitasnya
*     ASI meningkatkan kesehatan bayi
*     ASI meningkatkan kecerdasan bayi
*     ASI meningkatkan jalinan kasih saying antara ibu dan anak ( bounding attachment)
Disamping pemenuhan gizi bayi, yang yang juga sangat penting di perhatikan adalah merawat  kesehatan ibu. Sebab, kesehatan bayi sedikit banyak juga tergantung pada kondisi ibunya. Demikian pula dengan asupan makanannya, terutama bagi ibu yang menyusui. Santapan yang sebaiknya dikonsumsi oleh ibu yang sedang menyusui harus mengandung makanan bergizi yang seimbang.
Untuk gizi seimbang, Dr. Sears menyarankan 5 kelompok makanan dasar bagi ibu nifas yaitu :
1.      Kelompok nasi, serealia, roti gandum, atau pasta
2.      Kelompok sayuran
3.      Kelompok buah-buahan
4.      Kelompok ikan, daging, unggas, kacang kering, telur, dan kacang
5.      Kelompok susu, yoghurt, dan keju
Selain mengkonsumsi makanan dari masing-masing kelompok tersebut, ibu harus tetap memperhatikan tiga kelompok dasar kalori  :
1.      Karbohidrat, harus terdapat dalam 50-55 % per dari total kalori harian, dan porsi utama dari sumber energy ini harus dalam bentuk gula sehat, terutama biji-bijian, nasi atau pasta, dan buah.
2.      Lemak yang menyehatkan, yang ahrus terdapat dalam 30 % dari total kalori harian.
3.      Protein, harus terdapat dalam 15-20 % dari total kalori harian. Pada wanita dewasa kira-kira kebutuhan perharinya 50 gram, pada ibu menyusui memerlukan tambahan 16 gram perhari pada 6 bulan pertama, selanjutnya 12 gram perhari.
Yang juga perlu ditambahkan ke dalam menu makanan ibu menyusui adalah :
1.      Kalsium
Ibu memerlukan banyak kalsium selama kehamilan dan masa menyusui. Penelitian menunjukkan bahwa kalsium yang diambil dari tulang ibu selama masa menyusui akan kembali selama dan setelah masa penyapihan, dengan kepadatan tulang yang lebih baik dibandingkan sebelum masa kehamilan.
Bila ibu tidak suka minum susu, atau alergi ketika meminumnya, gantikan dengan memakan nonsusu kaya kalsium seperti ikan sarden, kacang kedelai, brokoli, buncis, ikan salmon, tahu, daun-daunan hijau, kangkung, manisan anggur, dan jus wortel. Tambahkan juga keju dan yoghurt bila tidak alergi.
2.      Zat besi
Asupan makanan yang mengandung zat bezi dalam jumlah cukup sangat benting bagi ibu yang baru saja melahirkan. Beberapa makanan kaya zat besi adalah ikan, unggas, dan jus buah prune. Untuk memperbaiki penyerapan zat besi dari makanan, minum atau santaplah makanan yang kaya akan vitamin C bersaman dengan beberapa kombinasi makanan seperti daging bakso dan saos tomat, sereal kaya zat besi, dan jus jeruk. Ibu bisa menambahkan zat besi untuk menambah zat gizi selama 40 hari pasca bersalin.
3.      Suplemen
Ibu tetap dapat mengonsumsi suplemen makanan dan vitamin selama menyusui. Salah satu vitamin yang penting untuk dikonsumsi ibu menyusui adalah vitamin A. pemberian kapsul vitamin A (200.000 unit) pada ibu nifas (melahirkan) memiliki manfaat penting bagi ibu dan bayi yang disusuinya. Tambahan vitamin A melalui suplementasi dapat meningkatkan kualitas ASI, meningkatkan daya tahan tubuh, dan dapat meningkatkan kelangsungan hidup anak.
Pada ibu hamil dan menyusui, vitamin A berperan penting untuk memelihara kesehatan ibu selama masa kehamilan dan menyusui. Buta senja pada ibu menyusui, suatu kondisi yang kerap terjadi karena kurang vitamin A (KVA).
4.      Air putih
Air putih adalah minuman terbaik bagi ibu menyusui. Minumlah segelas air putih (boleh juga diganti dengan jus buah sesekali), sesaat sebelum anda menyusui. Minumlah kapan saja anda merasa haus, minimal 8 gelas (3 liter) / hari. Jangan tunda minum sampai anda selesai menyusui bayi, sebab bisa membuat anda kekurangan cairan.

b.      Ambulasi
Dalam kebijakan nasional terkini tentang promosi kesehatan, terdapat penekanan terhadap peningkatan pemahaman pada populasi secara umum mengenai manfaat bentuk olahraga dan kesehatan yang berbeda. Sulit dibayangkan bila seorang ibu yang baru saja melahirkan tidak segera melakukan sejumlah latihan fisik setelah ia pulih dari persalinannya, tetapi ibu memiliki persepsi yang berbeda-beda mengenai latihan fisik. Seorang ibu mungkin ingin langsung mengangkat beban,sementara ibu lainnya mungkin hanya turun naik tangga lebih sering daripada sebelumnya. Dengan mengeksplorasi tingkat aktifitas perorangan dapat mendorong pemberian nasehat tentang latihan fisik yang sesuai, asupan nutrisi, dan istirahat atau relaksasi serta tidur. Latihan dasar panggul secara teratur akan bermanfaat bagi kesehatan jangka panjang wanita.para fisioterapis obstetric biasanya member selebaran yang berisi nasehat kepada ibu saat mereka berada dibangsal pascanatal. Bidan harus mendukung pekerjaan fisioterapis obstetric dengan mengingatkan dan mendorong ibu agar melakukan olahraga yang dianjurkan.
Ambulasi dini (early ambulation) adalah kebijaksanaan agar secepat mungkin bidan membimbing ibu postpartum bangun dari tempat tidurnya dam membimbing ibu secepat mungkin untuk berjalan.
Sekarang tidak perlu lagi menahan ibu postpartum terlentang ditempat tidurnya selama 7-14 setelah melahirkan. Ibu postpartum sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 24-48 jam postpartum. Latihan membantu menguatkan otot-otot perut dan dengan demikian menghasilkan bentuk tubuh yang baik, mengencangkan dasar panggul sehingga mencegah atau memperbaiki stress inkontinensia, dan membantu memperbaiki sirkulasi darah di seluruh tubuh.
Keuntungan early ambulation adalah sebagai berikut  :
1.      Ibu merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation
2.      Faal usus dan kandungan kemih lebih baik
3.      Early ambulation memungkinkan kita mengajarkan ibu cara merawat anaknya selama ibu masi di rumah sakit. Misalnya memandikan, mengganti pakaian, dan memberi makan
4.      Lebih sesuai dengan keadaan Indonesia (sosial ekonomis). Menurut penelitian-penelitian yang saksama, early ambulation tidak mempunyai pengaruh yang buruk, tidak menyebabkan perdarahan yang abnormal, tidak memengaruhi penyembuhan luka episiotomy atau luka di perut, serta tidak memperbesar kemungkinan prolapsus atau retrotexto uteri.
Early ambulation tentu tidak dibenarkan pada ibu postpartum dengan penyulit, misalnya anemia, penyakit jantung, penyakit paru-paru, dan demam.




c.       Eliminasi
Buang air kecil
Diuresis yang nyata akan terjadi pada satu atau dua hari pertama setelah melahirkan, dan kadang-kadang ibu mengalami kesulitan untuk mengosongkan kandung kemihnya karena rasa sakit, memar atau gangguan pada tonus otot. Ia dapat dibantu untuk duduk di atas kursi berlubang tempat buang air kecil (commode) jika masih belum diperbolehkan berjalan sendiri dan mengalami kesulitan untuk buang air kecil dengan pispot diatas tempat tidur.
Meskipun sedapat mungkin dihindari, kateterisasi lebih baik dilakukan daripada terjadi infeksi saluran kemih akibat urin yang tertahan.
Stress inkontinensia dapat terjadi tapi umumnya terjadi hanya sementara dan akan menghilang setelah tonus otot dasar panggulnya membaik.
Berikut sebab-sebab terjadinya kesulitan berkemih (retensio urine) pada ibu postpartum :
a.       Berkurangnya tekanan intraabdominal
b.      Otot-otot perut masih lemah
c.       Edema pada uretra
d.      Dinding kandung kemih kurang sensitive.
Buang air besar
Ibu postpartum diharapkan dapat buang air besar (defekasi) stelah hari kedua postpartum. Jika hari ketiga juga belum buang air besar, maka perlu diberi obat per oral atau per rectal. Jika setelah pemberian obat masi belum bisa BAB, maka dilakukan klisma (huknah).




















BAB III
PENUTUP
Masa nifas merupakan masa yang penting dalam periode hidup seorang ibu, terlebih pada masa nifas yang pertama. Dalam masa ini seorang ibu mengalami berbagai macam perasaan yaitu bahagia karena berhasil mempunyai anak, namun ada kalanya muncul perasaan bingung dengan tanggung jawab yang baru. Dimana ibu harus memperhatikan nutrisi, ambulasi, dan eliminasi yang sangat penting bagi proses pemulihan seperti sebelum hamil dan juga memperhatikan nutrisi bayinya dengan memberikan ASI Eksklusif. Dengan berbagai perubahan pada masa nifas meliputi perubahan fisik, psikologi, dan peran social. Tidak tertutup kemungkinan ia akan mengalami stress karena proses adaptasi. Dari fakta ini kiranya bidan dapat menjadi pendamping ibu, menempatkan diri sebagai  teman terdekat yang dijadikan sebagai tempat bertanya dan mencurahkan perasaan.  







Tidak ada komentar:

Posting Komentar