Sabtu, 31 Maret 2012

makalah nifas

BAB  I
PENDAHULUAN
1.        Latar belakang
Hakikat pembangunan nasional adalah menciptakan manusia Indonesia seutuhnya serta pembangunan seluruh masyarakat Indonesia menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Oleh karena itu, pembangunan dibidang kesehatan harus dilaksanakan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional, karena pada dasarnya pembangunan nasional di bidang kesehatan berkaitan erat dengan peningkatan mutu sumber daya menusia yang merupakan modal dasar dalam melaksanakan pembangunan.
Salah satu indicator untuk menentukan derajat kesehatan suatu bangsa di tandai dengan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. Hal ini merupakan suatu fenomena yang mempunyai pengaruh besar terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan.
Masa nifas merupakan hal penting untuk diperhatikan guna menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia. Dari berbagai pengalaman dalam menanggulangi kematian ibu dan bayi di banyak Negara, para pakar kesehatan menganjurkan upaya pertolongan difokuskan pada periode intrapartum. Upaya ini terbukti telah menyelamatkan lebih dari separuh ibu bersalin dan bayi baru lahir yang disertai dengan penyulit proses persalinan atau komplikasi yang mengancam keselamatan jiwa. Namun, tidak semua intervensi yang sesuai bagi suatu Negara dapat dengan serta merta dijalankan dan member dampak menguntungkan bila diterapkan dinegara ini.
Asuhan kebidanan yang diberikan oleh seorang pemberi pelayanan kebidanan sangat memengaruhi kualitas asuhan yang diberikan dalam tindakan kebidanan seperti upaya pelayanan antenatal, intranatal, postnatal, dan perawatan bayi baru lahir. Sebagai seorang bidan professional, bidan perlu mengembangkan ilmu dan kiat asuhan kebidanan yang salah satunya adalah harus mampu mengintegrasikan model konseptual, khususnya dalam pemberian asuhan kebidanan ibu pada masa nifas.
2.        Rumusan Masalah
a.         Mengetahui pengertian masa nifas
b.        Mengetahui tujuan masa nifas
c.         Mengetahui kebutuhan dasar ibu pada masa nifas








BAB II
PEMBAHASAN
1.        Pengertian
Masa nifas ( puerperium ) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula ( sebelum hamil ) yang membutuhkan waktu ± 6 minggu.
Selama masa pemulihan tersebut berlangsung, ibu akan banyak mengalami perubahan, baik secara fisik maupun psikologis sebenarnya sebagian besar bersifat fisiologis, namun jika tidakk dilakukan pendampingan melalui asuhan kebidanan maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi keadaan patologis.
Masa ini merupakan masa yang cukup penting bagi tenaga kesehatan untuk selalu melakukan pemantauan karena pelaksanaan yang kurang maksimal dapat menyebabkan ibu mengalami berbagai masalah, bahkan dapat berlanjut pada komplikasi masa nifas, seperti sepsis puerperalis. Jika ditinjau dari penyebab kematian para ibu, infeksi merupakan penyebab kematian terbanyak nomer dua setelah perdarahan sehingga sangat tepat jika para tenaga kesehatan memberikan perhatian yang tinggi pada masa ini. Adanya permasalahan pada ibu akan merimbas juga kepada kesejahteraan bayi yang dilahirkannya karena bayi tersebut tidak akan mendapatkan perawatan maksimal dari ibunya. Dengan demikian, angka morbiditas dan morbilitas bayi pun akan meningkat.


2.        Tujuan asuhan masa nifas
Asuahn yang diberikan kepada ibu nifas bertujuan untuk  :
a.       Meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologi bagi ibu dan bayi
b.      Pencegahan, diagnose dini, dan pengobatan komplikasi pada ibu
c.       Merujuk ibu keasuhan tenaga ahli bilamana perlu
d.      Mendukung dan memperkuat keyakinan ibu, serta memungkinkan ibu utuk mampu melaksanakan perannya dalam situasi keluarga dan budaya yang khusus.
e.       Imunisasi ibu terhadap tetanus
f.       Mendorong pelaksanaan metode yang sehat tentang pemberian makan anak, serta peningkatan pengembangan hubungan yang baik antara ibu dan anak.

3.        Kebutuhan dasar ibu pada masa nifas
a.      Nutrisi dan Cairan
Pada masa nifas masalah diet perlu mendapat perhatian yang serius, karena dengan nutrisi yang baik dapat mempercepat penyembuhan ibu dan sangat memenuhi susunan air susu karena kualitas dan jumlah makanan yang dikonsumsi akan sangat memengaruhi produksi ASI. Pemberian ASI sangat penting karena merupakan makanan utama bayi dan  memberi manfaat berupa:
*     ASI mengandung nutrisi yang optimal, baik kuantitas dan kualitasnya
*     ASI meningkatkan kesehatan bayi
*     ASI meningkatkan kecerdasan bayi
*     ASI meningkatkan jalinan kasih saying antara ibu dan anak ( bounding attachment)
Disamping pemenuhan gizi bayi, yang yang juga sangat penting di perhatikan adalah merawat  kesehatan ibu. Sebab, kesehatan bayi sedikit banyak juga tergantung pada kondisi ibunya. Demikian pula dengan asupan makanannya, terutama bagi ibu yang menyusui. Santapan yang sebaiknya dikonsumsi oleh ibu yang sedang menyusui harus mengandung makanan bergizi yang seimbang.
Untuk gizi seimbang, Dr. Sears menyarankan 5 kelompok makanan dasar bagi ibu nifas yaitu :
1.      Kelompok nasi, serealia, roti gandum, atau pasta
2.      Kelompok sayuran
3.      Kelompok buah-buahan
4.      Kelompok ikan, daging, unggas, kacang kering, telur, dan kacang
5.      Kelompok susu, yoghurt, dan keju
Selain mengkonsumsi makanan dari masing-masing kelompok tersebut, ibu harus tetap memperhatikan tiga kelompok dasar kalori  :
1.      Karbohidrat, harus terdapat dalam 50-55 % per dari total kalori harian, dan porsi utama dari sumber energy ini harus dalam bentuk gula sehat, terutama biji-bijian, nasi atau pasta, dan buah.
2.      Lemak yang menyehatkan, yang ahrus terdapat dalam 30 % dari total kalori harian.
3.      Protein, harus terdapat dalam 15-20 % dari total kalori harian. Pada wanita dewasa kira-kira kebutuhan perharinya 50 gram, pada ibu menyusui memerlukan tambahan 16 gram perhari pada 6 bulan pertama, selanjutnya 12 gram perhari.
Yang juga perlu ditambahkan ke dalam menu makanan ibu menyusui adalah :
1.      Kalsium
Ibu memerlukan banyak kalsium selama kehamilan dan masa menyusui. Penelitian menunjukkan bahwa kalsium yang diambil dari tulang ibu selama masa menyusui akan kembali selama dan setelah masa penyapihan, dengan kepadatan tulang yang lebih baik dibandingkan sebelum masa kehamilan.
Bila ibu tidak suka minum susu, atau alergi ketika meminumnya, gantikan dengan memakan nonsusu kaya kalsium seperti ikan sarden, kacang kedelai, brokoli, buncis, ikan salmon, tahu, daun-daunan hijau, kangkung, manisan anggur, dan jus wortel. Tambahkan juga keju dan yoghurt bila tidak alergi.
2.      Zat besi
Asupan makanan yang mengandung zat bezi dalam jumlah cukup sangat benting bagi ibu yang baru saja melahirkan. Beberapa makanan kaya zat besi adalah ikan, unggas, dan jus buah prune. Untuk memperbaiki penyerapan zat besi dari makanan, minum atau santaplah makanan yang kaya akan vitamin C bersaman dengan beberapa kombinasi makanan seperti daging bakso dan saos tomat, sereal kaya zat besi, dan jus jeruk. Ibu bisa menambahkan zat besi untuk menambah zat gizi selama 40 hari pasca bersalin.
3.      Suplemen
Ibu tetap dapat mengonsumsi suplemen makanan dan vitamin selama menyusui. Salah satu vitamin yang penting untuk dikonsumsi ibu menyusui adalah vitamin A. pemberian kapsul vitamin A (200.000 unit) pada ibu nifas (melahirkan) memiliki manfaat penting bagi ibu dan bayi yang disusuinya. Tambahan vitamin A melalui suplementasi dapat meningkatkan kualitas ASI, meningkatkan daya tahan tubuh, dan dapat meningkatkan kelangsungan hidup anak.
Pada ibu hamil dan menyusui, vitamin A berperan penting untuk memelihara kesehatan ibu selama masa kehamilan dan menyusui. Buta senja pada ibu menyusui, suatu kondisi yang kerap terjadi karena kurang vitamin A (KVA).
4.      Air putih
Air putih adalah minuman terbaik bagi ibu menyusui. Minumlah segelas air putih (boleh juga diganti dengan jus buah sesekali), sesaat sebelum anda menyusui. Minumlah kapan saja anda merasa haus, minimal 8 gelas (3 liter) / hari. Jangan tunda minum sampai anda selesai menyusui bayi, sebab bisa membuat anda kekurangan cairan.

b.      Ambulasi
Dalam kebijakan nasional terkini tentang promosi kesehatan, terdapat penekanan terhadap peningkatan pemahaman pada populasi secara umum mengenai manfaat bentuk olahraga dan kesehatan yang berbeda. Sulit dibayangkan bila seorang ibu yang baru saja melahirkan tidak segera melakukan sejumlah latihan fisik setelah ia pulih dari persalinannya, tetapi ibu memiliki persepsi yang berbeda-beda mengenai latihan fisik. Seorang ibu mungkin ingin langsung mengangkat beban,sementara ibu lainnya mungkin hanya turun naik tangga lebih sering daripada sebelumnya. Dengan mengeksplorasi tingkat aktifitas perorangan dapat mendorong pemberian nasehat tentang latihan fisik yang sesuai, asupan nutrisi, dan istirahat atau relaksasi serta tidur. Latihan dasar panggul secara teratur akan bermanfaat bagi kesehatan jangka panjang wanita.para fisioterapis obstetric biasanya member selebaran yang berisi nasehat kepada ibu saat mereka berada dibangsal pascanatal. Bidan harus mendukung pekerjaan fisioterapis obstetric dengan mengingatkan dan mendorong ibu agar melakukan olahraga yang dianjurkan.
Ambulasi dini (early ambulation) adalah kebijaksanaan agar secepat mungkin bidan membimbing ibu postpartum bangun dari tempat tidurnya dam membimbing ibu secepat mungkin untuk berjalan.
Sekarang tidak perlu lagi menahan ibu postpartum terlentang ditempat tidurnya selama 7-14 setelah melahirkan. Ibu postpartum sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 24-48 jam postpartum. Latihan membantu menguatkan otot-otot perut dan dengan demikian menghasilkan bentuk tubuh yang baik, mengencangkan dasar panggul sehingga mencegah atau memperbaiki stress inkontinensia, dan membantu memperbaiki sirkulasi darah di seluruh tubuh.
Keuntungan early ambulation adalah sebagai berikut  :
1.      Ibu merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation
2.      Faal usus dan kandungan kemih lebih baik
3.      Early ambulation memungkinkan kita mengajarkan ibu cara merawat anaknya selama ibu masi di rumah sakit. Misalnya memandikan, mengganti pakaian, dan memberi makan
4.      Lebih sesuai dengan keadaan Indonesia (sosial ekonomis). Menurut penelitian-penelitian yang saksama, early ambulation tidak mempunyai pengaruh yang buruk, tidak menyebabkan perdarahan yang abnormal, tidak memengaruhi penyembuhan luka episiotomy atau luka di perut, serta tidak memperbesar kemungkinan prolapsus atau retrotexto uteri.
Early ambulation tentu tidak dibenarkan pada ibu postpartum dengan penyulit, misalnya anemia, penyakit jantung, penyakit paru-paru, dan demam.




c.       Eliminasi
Buang air kecil
Diuresis yang nyata akan terjadi pada satu atau dua hari pertama setelah melahirkan, dan kadang-kadang ibu mengalami kesulitan untuk mengosongkan kandung kemihnya karena rasa sakit, memar atau gangguan pada tonus otot. Ia dapat dibantu untuk duduk di atas kursi berlubang tempat buang air kecil (commode) jika masih belum diperbolehkan berjalan sendiri dan mengalami kesulitan untuk buang air kecil dengan pispot diatas tempat tidur.
Meskipun sedapat mungkin dihindari, kateterisasi lebih baik dilakukan daripada terjadi infeksi saluran kemih akibat urin yang tertahan.
Stress inkontinensia dapat terjadi tapi umumnya terjadi hanya sementara dan akan menghilang setelah tonus otot dasar panggulnya membaik.
Berikut sebab-sebab terjadinya kesulitan berkemih (retensio urine) pada ibu postpartum :
a.       Berkurangnya tekanan intraabdominal
b.      Otot-otot perut masih lemah
c.       Edema pada uretra
d.      Dinding kandung kemih kurang sensitive.
Buang air besar
Ibu postpartum diharapkan dapat buang air besar (defekasi) stelah hari kedua postpartum. Jika hari ketiga juga belum buang air besar, maka perlu diberi obat per oral atau per rectal. Jika setelah pemberian obat masi belum bisa BAB, maka dilakukan klisma (huknah).




















BAB III
PENUTUP
Masa nifas merupakan masa yang penting dalam periode hidup seorang ibu, terlebih pada masa nifas yang pertama. Dalam masa ini seorang ibu mengalami berbagai macam perasaan yaitu bahagia karena berhasil mempunyai anak, namun ada kalanya muncul perasaan bingung dengan tanggung jawab yang baru. Dimana ibu harus memperhatikan nutrisi, ambulasi, dan eliminasi yang sangat penting bagi proses pemulihan seperti sebelum hamil dan juga memperhatikan nutrisi bayinya dengan memberikan ASI Eksklusif. Dengan berbagai perubahan pada masa nifas meliputi perubahan fisik, psikologi, dan peran social. Tidak tertutup kemungkinan ia akan mengalami stress karena proses adaptasi. Dari fakta ini kiranya bidan dapat menjadi pendamping ibu, menempatkan diri sebagai  teman terdekat yang dijadikan sebagai tempat bertanya dan mencurahkan perasaan.  







imunisasi


Tugas Kelompok :  Farmakologi
Dosen                  :  Mardiyah Mustary, S.Si.,Apt
Imunisasi





Oleh  :
Nurul Hukma
10175

Kelas  :  II/ D

Akademi Kebidanan Salewangang Maros
2011/2012

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 melalui Pembangunan Nasional yang berkesinambungan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat dipengaruhi oleh tersedianya sumber daya manusia yang sehat, terampil dan ahli, serta disusun dalam satu program kesehatan dengan perencanaan terpadu yang didukung oleh data dan informasi epidemiologi yang valid.
Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan masalah, sementara penyakit degeneratif juga muncul sebagai masalah. Penyakit menular tidak mengenal batas wilayah administrasi, sehingga menyulitkan pemberantasannya. Dengan tersedianya vaksin yang dapat mencegah penyakit menular tertentu, maka tindakan pencegahan untuk mencegah berpindahnya penyakit dari satu daerah atau negara ke negara lain dapat dilakukan dalam waktu relatif singkat dan dengan hasil yang efektif.
Dengan upaya imunisasi terbukti bahwa penyakit cacar telah terbasmi dan Indonesia dinyatakan bebas dari penyakit cacar sejak tahun 1974. Mulai tahun 1977, upaya imunisasi diperluas menjadi Program Pengembangan Imunisasi dalam rangka pencegahan penularan terhadap Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yaitu, tuberculosis, difteri, pertusis, campak, polio, tetanus serta hepatitis B.
Walaupun PD3I sudah dapat ditekan, cakupan imunisasi harus dipertahankan tinggi dan merata. Kegagalan untuk menjaga tingkat perlindungan yang tinggi dan merata dapat menimbulkan letusan (KLB) PD3I. Untuk itu, upaya imunisasi perlu disertai dengan upaya surveilans epidemiologi agar setiap peningkatan kasus penyakit atau terjadinya KLB dapat terdeteksi dan segera diatasi. Dalam PP Nomor 25 Tahun 2000 kewenangan surveilans epidemiologi, termasuk penanggulangan KLB merupakan kewenangan bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah provinsi. Selama beberapa tahun terakhir ini, kekawatiran akan kembalinya beberapa penyakit menular dan timbulnya penyakit-penyakit menular baru kian meningkat.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa program imunisasi kedalam penyelenggaraan yang bermutu dan efisien. Upaya tersebut didukung dengan kemajuan yang pesat dalam bidang penemuan vaksin baru (Rotavirus, Japanese encephalitis, dan lain-lain). Beberapa jenis vaksin dapat digabung sebagai vaksin kombinasi yang terbukti dapat meningkatkan cakupan imunisasi, mengurangi jumlah suntikan dan kontak dengan petugas imunisasi.
Dari uraian diatas jelaslah bahwa upaya imunisasi perlu terus ditingkatkan untuk mencapai tingkat population imunity (kekebalan masyarakat) yang tinggi sehingga dapat memutuskan rantai penularan PD3I. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi, upaya imunisasi dapat semakin efektif dan efisien dengan harapan dapat memberikan sumbangan yang nyata bagi kesejahteraan anak, ibu serta masyarakat lainnya.
B.       Rumusan Masalah
a.       Mengetahui pengertian imunisasi
b.      Tujuan imunisasi
c.       Macam – macam imunisasi
d.      Imunisasi yang di lakukan pada berbagai usia

C.      Tujuan
Agar mahasiswa dan pembaca mengetahui pentingnya imunisasi yang harus diberikan sejak lahir sampai usia lanjut untuk menjaga kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit. Guna menjegah terjadinya morbiditas dan mortalitas akibat dari kurangnya system pertahanan imun seseorang.













BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya.
Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada anak-anak karena sistem kekebalan tubuh mereka masih belum sebaik orang dewasa, sehingga rentan terhadap serangan penyakit berbahaya. Imunisasi tidak cukup hanya dilakukan satu kali, tetapi harus dilakukan secara bertahap dan lengkap terhadap berbagai penyakit yang sangat membahayakan kesehatan dan hidup anak.
Tujuan dari diberikannya suatu imunitas dari imunisasi adalah untuk mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya.
B.       Jenis – Jenis Imunisasi
Imunisasi ada dua macam, yaitu :
a.    Imunisasi pasif yang merupakan kekebalan bawaan dari ibu terhadap penyakit.
·      Mendapat antibody yang telah terbentuk
·      Antibody ibu di transfer melalui pasenta selama trimester ke 3
·      Immunoglobulin manusia untuk perlindungan terhadap campak
·      Immunoglobin spesifik unperlindungan terhadap tetanus, diphtheria, tetanus B, rabies, (CMV dan Varisella)
b.    Imunisasi aktif di mana kekebalannya harus didapat dari pemberian bibit penyakit lemah yang mudah dikalahkan oleh kekebalan tubuh biasa guna membentuk antibodi terhadap penyakit yang sama baik yang lemah maupun yang kuat.
·      Antigen yang di berikan akan menimbulkan respon imun mirip seperti infeksi alamiah
·      Memori imunologis seumur hidup
·      Perlindunga seumur hidup terhadap penyakit
C.      Tujuan Imunisasi
a.    Mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya.
b.    Mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang
c.    Menghilangkan penyakit tertentu pada populasi
D.      Macam - Macam  Imunisasi
a.    Imunisasi Pada Anak
Ketika tinggal dalam rahim ibu, bayi berada dalam lingkungan yang sangat terlindungi. Ketika ia keluar, beragam virus dan bakteri menunggu. Itulah alasan mengapa bayi sering jatuh sakit. Seiring bertambah dewasa, sistem kekebalan tubuh mereka akan tumbuh lebih kuat jika diberikan input yang baik. Berikut ini beberapa jenis imunisasi yang diberikan kepada anak untuk memperkuat kekebalan tubuhnya.
1.      Imunisasi Dasar pada Bayi
Berikut adalah lima imunisasi dasar yang wajib diberikan sejak bayi:
1.      Imunisasi HB 0 di berikan setelah 1-2 jam kelahiran.
2.      Imunisasi BCG (Bacillus Calmette-Guerin) sekali untuk mencegah penyakit Tuberkulosis. Diberikan segera setelah bayi lahir di tempat pelayanan kesehatan atau mulai 1 (satu) bulan di Posyandu.
Efek samping : BCG: Setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil dan merah di tempat suntikan. Setelah 2–3 minggu kemudian pembengkakan menjadi abses kecil dan kemudian menjadi luka dengan garis tengah 10 mm. Luka akan sembuh sendiri dengan meninggalkan luka parut kecil.
3.      Imunisasi Hepatitis B sekali  unt uk mencegah penyakit Hepatitis B yang ditularkan dari ibu ke bayi saat persalinan.
4.      Imunisasi DPT-HB 3 (tiga) kali untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis (batuk rejan), Tetanus dan Hepatitis B. Imunisasi ini pertama kali diberikan saat bayi berusia 2 (dua) bulan. Imunisasi berikutnya berjarak waktu 4 minggu. Pada saat ini pemberian imunisasi DPT dan Hepatitis B dilakukan nbersamaan dengan vaksin DPT-HB.                    Efek samping : Kebanyakan bayi menderita panas pada sore hari setelah imunisasi DPT, tetapi panas akan turun dan hilang dalam waktu 2 hari. Sebagian besar merasa nyeri, sakit, merah atau bengkak di tempat suntikan. Keadaan ini tidak berbahaya dan tidak perlu mendapatkan pengobatan khusus, dan akan sembuh sendiri. Bila gejala tersebut tidak timbul, tidak perlu diragukan bahwa imunisasi tersebut tidak memberikan perlindungan, dan imunisasi tidak perlu diulang.
5.      Imunisasi polio untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit polio. Imunisasi Polio diberikan 4 (empat) kali dengan jelang waktu (jarak) 4 minggu. Efek samping : Jarang timbuk efek samping.
6.    Imunisasi campak untuk mencegah penyakit campak. Imunisasi campak diberikan saat bayi berumur 9 bulan. Efek samping : Anak mungkin panas, kadang disertai kemerahan 4–10 hari sesudah penyuntikan.
2.      Efek samping Imunisasi
Imunisasi kadang mengakibatkan efek samping. Ini adalah tanda baik yang membuktikan vaksin betul-betul bekerja secara tepat. Efek samping yang biasa terjadi adalah sebagai berikut:
a.       BCG: Setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil dan merah di tempat suntikan. Setelah 2–3 minggu kemudian pembengkakan menjadi abses kecil dan kemudian menjadi luka dengan garis tengah 10 mm. Luka akan sembuh sendiri dengan meninggalkan luka parut kecil.
b.      DPT: Kebanyakan bayi menderita panas pada sore hari setelah imunisasi DPT, tetapi panas akan turun dan hilang dalam waktu 2 hari. Sebagian besar merasa nyeri, sakit, merah atau bengkak di tempat suntikan. Keadaan igfni tidak berbahaya dan tidak perlu mendapatkan pengobatan khusus, dan akan sembuh sendiri. Bila gejala tersebut tidak timbul, tidak perlu diragukan bahwa imunisasi tersebut tidak memberikan perlindungan, dan imunisasi tidak perlu diulang.

c.       Polio: Jarang timbuk efek samping.
d.      Campak: Anak mungkin panas, kadang disertai kemerahan 4–10 hari sesudah penyuntikan.
e.       Hepatitis B: Belum pernah dilaporkan adanya efek samping.
3.      Imunisasi Tambahan
1.        Imunisasi MMR
Merupakan vaksin hidup yang dilemahkan terdiri dari :   
–  Measles strain moraten (campak)   
–  Mumps strain Jeryl lynn (parotitis)     
 – Rubela strain RA (campak jerman)
·         Diberikan pada umur 15 bulan. Ulangan umur 12 tahun  
·         Dosis 0,5 ml secara sub kutan, diberikan minimal 1 bulan setelah suntikan imunisasi lain.      
Kontra indikasi:  wanita hamil, imuno kompromise, kurang 2-3 bulan sebelumnya mendapat transfusi darah atau tx imunoglobulin, reaksi anafilaksis terhadap telur
2.        Imunisasi Typhus
Tersedia 2 jenis vaksin:                                                                                                                                – suntikan (typhim) ® >2 tahun                                                                                                                  – oral (vivotif) ® > 6 tahun, 3 dosis   
·      Typhim (Capsular Vi polysaccharide-Typherix) diberikan dengan dosis 0,5 ml secara IM. Ulangan dilakukan setiap 3 tahun.                                                                                               
·      Disimpan pada suhu 2-8°C
·      Tidak mencegah Salmonella paratyphi A atau B                      
·      Imunitas terjadi dalam waktu 15 hari sampai 3 minggu setelah imunisasi
Reaksi pasca imunisasi: demam, nyeri ringan, kadang ruam kulit dan eritema, indurasi tempat suntikan, daire, muntah.
3.        Imunisasi Varicella
Vaksin varicella (vaRiLrix) berisi virus hidup strain OKA yang dilemahkan. Bisa diberikan pada umur 1 tahun, ulangan umur 12 tahun. Vaksin diberikan secara sub kutan Penyimpanan pada suhu 2-8°C
Kontraindikasi: demam atau infeksi akut, hipersensitifitas terhadap neomisin, kehamilan, tx imunosupresan, keganasan, HIV, TBC belum tx, kelainan darah. Reaksi imunisasi sangat minimal, kadang terdapat demam dan erupsi papulo-vesikuler.
4.        Imunisasi Hepatitis A
Imunisasi diberikan pada daerah kurang terpajan, pada anak umur > 2 tahun. Imunisasi dasar 3x pada bulan ke 0, 1, dan 6 bulan kemudian. Dosis vaksin (Harvix-inactivated virus strain HM 175) 0,5 ml secara IM di daerah deltoid. Reaksi yag terjadi minimal kadang demam, lesu, lelah, mual-muntah dan hialng nafsu makan.

5.        Vaksin Combo
Gabungan beberapa antigen tunggal menjadi satu jenis produk antigen untuk mencegah penyakit yang berbeda, misal DPT + hepatitis B +HiB atau Gabungan beberapa antigen dari galur multipel yg berasal dari organisme penyakit yang sama, misal: OPV
Tujuan pemberian :
• Jumlah suntikan kurang                                                                                                                                 • Jumlah kunjungan kurang                                                                                                                     • Lebih praktis, compliance dan cakupan naik                                                                                            • Penambahan program imunisasi baru mudah                                                                                         • Imunisasi terlambat mudah dikejar                                                                                                   • Biaya lebih murah
4.      Cara Memperkuat Sistem Kekebalan Tubuh Anak
Sistem kekebalan tubuh bertanggung jawab menjaga tubuh agar aman dari serangan penyakit. Meski begitu, anak-anak tidak terlahir dengan sistem kekebalan tubuh. Berikut ini beberapa hal yang bisa anda lakukan untuk memperkuat kekebalan tubuh anak.
a.         ASI Eksklusif
Secara alami tubuh ibu dianugerahi susu yang cukup untuk meningkatkan antibodi dan sel darah putih untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh bayi. Ibu perlu menyusui anak mereka setidaknya selama enam bulan pertama secara ekslusif.
b.         Makanan Segar
Makanan segar seperti buah dan sayuran kaya akan antioksidan dan vitamin C, yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Jika anda ingin memberikan anak anda makanan ringan, berikanlah buah seperti apel, jeruk dan buah-buahan musiman lainnya, ketimbang biskuit atau kerupuk.
c.         Hindari Junk Food dan Makanan Kemasan
Beragam zat kimia dan aditif dalam makanan kemasan berpotensi membahayakan sistem kekebalan tubuh.
d.          Olah Raga
Olah Raga merupakan peningkat kekebalan tubuh efektif untuk anak-anak. Anak-anak tak boleh duduk di depan televisi setiap saat mereka di rumah. Ketimbang menyuruh anak-anda bermain ketika anda menyaksikan televisi, lebih baik melakukan beberapa aktivitas olah raga bersama anak-anak. Cara ini akan menjadi waktu keluarga dengan ikatan baik dan energik. Sebagai tambahan guna memperbaiki sistem kekebalan tubuh anak, ini juga meningkatkan sistem kekebalan tubuh anda.
e.         Kebersihan Pribadi
Kebiasaan mencuci tangan setelah pergi ke toilet, ketika tangan anda terlihat kotor, sebelum makan atau menyentuh makanan, harus diajarkan kepada anak-anak sejak dini. Hal penting lainnya adalah orang tua harus mengganti sikat gigi anak lebih sering. Sikat gigi adalah pembawa kuman.
f.          Tidur yang Cukup  
Anak-anak butuh lebih banyak tidur ketimbang orang dewasa agar tetap sehat. Kekurangan tidur dapat membuat sistem kekebalan tubuh orang dewasa kurang optimal dan lebih rendah. Hal itu juga dapat mempengaruhi kekebalan tubuh anak. Menurut para ahli, anak pra sekolah butuh 10 jam waktu tidur, balita 12 hingga 13 jam, dan yang baru lahir membutuhkan 18 jam.

b.    Iminisasi Pada Orang Dewasa
Umumnya, masyarakat memahami bahwa vaksin berfungsi untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Namun, mereka berpendapat bahwa imunisasi hanya dibutuhkan oleh bayi dan anak, sementara orang dewasa tidak lagi perlu diimunisasi karena sistem kekebalan tubuhnya sudah terbentuk.
Padahal setiap tahunnya, puluhan ribu orang dewasa meninggal dan ratusan ribu lainnya dirawat di rumah sakit oleh karena penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan vaksinasi. Adapun kelompok orang dewasa yang memerlukan imunisasi :
1.         Usia lanjut --> Imunisasi Influenza 
Influenza termasuk penyakit berat bila diderita orang berusia di atas 60 tahun. Berlaku juga bagi penderita penyakit jantung, paru-paru, dan kencing manis. Vaksin influenza dapat diberikan setiap tahun, disesuaikan dengan virus terbaru yang menyebar.
2.         Penderita penyakit kronis seperti gagal ginjal-> Influenza dan Hepatitis B
Vaksinasi hepatitis B mencegah gangguan hati yang disebabkan virus hepatitis B (VHB). Vaksin bisa diberikan dalam bentuk suntikan. Dilakukan tiga kali, yakni bulan pertama, kedua, dan keenam. Vaksinasi diulang setelah 5-10 tahun.
3.         Penyedia makanan --> Tifoid
Penularan Tifoid (Tiphus) terjadi akibat mengkonsumsi air atau makanan yang terkontaminasi bakteri. Vaksinnya ada yang oral (ditelan) atau disuntikkan. Satu kali vaksinasi bertahan tiga tahun.
4.         Perempuan muda --> Rubella dan HPV
Rubella (campak Jerman) biasa dialami orang berusia belasan tahun atau dewasa. Nama vaksinnya MMR (Measles Mumps Rubella). Vaksinasi ini disarankan dua kali, yakni ketika berusia 18 tahun dan akan menikah. Bila sudah dua kali, tidak perlu lagi.
HPV (Human Papilloma Virus) adalah penyebab kanker serviks. Secara ideal, vaksin kanker serviks diberikan sedini mungkin, sebelum pernah melakukan hubungan seksual, pada usia 10-14 tahun. Vaksin ini berfokus pada HPV tipe 16 dan tipe 18 sebagai penyebab utama kanker serviks.
5.         Wisatawan--jemaah haji --> Hepatitis A, Tifoid, Meningitis
Meningitis (radang selaput otak) disebabkan oleh bakteri Neisseria Meningokokus dan biasa menular melalui udara. Orang Afrika kerap menderita penyakit ini. Untuk itu, jemaah haji Indonesia divaksin tiga pekan sebelum keberangkatan. Vaksin diberikan dalam bentuk suntikan, dan bertahan di tubuh selama 2-3 tahun.
c.    Imunisasi  Pada Lansia
Selain untuk meningkatkan kekebalan tubuh, imunisasi diperlukan agar angka kematian akibat infeksi berkurang. Terutama karena banyak penyakit infeksi, seperti flu, saat ini begitu hebat menyerang manusia. Selain bayi dan anak-anak, imunisasi juga harus diberikan pada mereka yang berusia lanjut (lansia), di atas 65 tahun.
pemberian vaksinasi pada lansia diperlukan karena saat memasuki usia 65 tahun daya tahan tubuh akan berkurang. Umumnya, saat usia lanjut, tubuh menjadi mudah terserang penyakit seperti flu, yang kemudian diikuti berbagai penyakit lainnya sehingga terjadi komplikasi. Buat lansia, daya tahannya menjadi berkurang. Kalau kena kuman gampang sakit. Apalagi kalau sudah kena flu, bisa terjadi komplikasi karena diikuti penyakit lainnya.
Karena itu  lansia perlu diberikan vaksinasi untuk memberikan kekebalan tubuh dan mencegah paparan penyakit.



Berikut macam – macam imunisasi yang biasa diberikan untuk lanjut usia :
1.      Hepatitis A
Penyakit hepatitis A disebabkan virus hepatitis A, biasa ditularkan melalui makanan dan minuman yang telah tercemar kotoran/tinja penderita hepatitis A (fecal-oral), bukan melalui aktivitas seksual atau kontak darah. Hepatitis A paling ringan dibanding hepatitis jenis lain (B dan C). Hepatitis B dan C disebarkan melalui media darah dan aktivitas seksual, dan lebih berbahaya dibanding hepatitis A.
2.      Hepatitis B
Penyakit hepatitis B disebabkan virus hepatitis B (VHB), anggota family Hepadnavirus. Virus hepatitis B menyebabkan peradangan hati akut atau menahun, yang pada sebagian kasus berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati. Hepatitis B mula-mula dikenal sebagai "serum hepatitis" dan telah menjadi epidemi pada sebagian Asia dan Afrika. Hepatitis B telah menjadi endemik di Tiongkok dan berbagai negara Asia.
Penyebab hepatitis ternyata tak semata-mata virus. Keracunan obat dan paparan berbagai macam zat kimia seperti karbon tetrakloridachlorpromazinechloroformarsenfosfor, dan zat-zat lain yang digunakan sebagai obat dalam industri modern, juga bisa menyebabkan hepatitis. Zat-zat kimia ini mungkin saja tertelan, terhirup atau diserap melalui kulit penderita. Menetralkan racun dalam darah adalah pekerjaan hati. Jika terlalu banyak zat kimia beracun masuk ke dalam tubuh, hati bisa rusak sehingga tidak dapat lagi menetralkan racun-racun lain.




3.      Influenza
Penyakit influenza disebabkan virus influenza. Influenza mudah menular dan menyerang saluran pernapasan. Penularan virus influenza terjadi melalui udara pada saat berbicara, batuk dan bersin. Virus influenza sangat menular bahkan sejak 1–2 hari sebelum gejala influenza muncul, itulah sebabnya penyebaran virus influenza sulit dihentikan.

Berlawanan dengan pendapat umum, influenza bukan batuk–pilek biasa yang tidak berbahaya. Gejala utama influenza adalah: demam, sakit kepala, sakit otot di seluruh badan, pilek, sakit tenggorokan, batuk dan badan lemah. Umumnya penderita influenza tidak dapat bekerja/bersekolah selama beberapa hari.
Di negara empat musim, setiap tahun pada musim dingin terjadi ledakan influenza yang banyak menimbulkan komplikasi dan kematian pada orang-orang beresiko tinggi:
·         Usia lanjut (>60 tahun)
·         Anak–anak penderita asma
·         Penderita penyakit kronis (paru, jantung, ginjal, diabetes)
·         Penderita gangguan sistem kekebalan tubuh
4.      Meningitis 
Meningitis adalah radang membran pelindung sistem syaraf pusat. Penyakit meningitis dapat disebabkan mikroorganisme, luka fisik, kanker, atau obat-obatan tertentu. Meningitis adalah penyakit serius karena letaknya dekat otak dan tulang belakang, sehingga dapat menyebabkan kerusakan kendali gerak, pikiran, bahkan kematian.
Kebanyakan kasus meningitis disebabkan mikroorganisme, seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit yang menyebar dari darah ke cairan otak.
Pencegahan meningitis paling efektif adalah dengan imunisasi (vaksinasi) meningitis. Vaksinasi meningitis paling efektif dan aman dan dapat memberikan perlindungan selama tiga tahun terhadap serangan penyakit meningitis. Vaksin meningitis dianjurkan bagi orang lanjut usia dan penderita penyakit kronis seperti asma, paru-paru kronis, jantung, diabetes, ginjal, gangguan sistem imunitas tubuh, dan kelainan darah.
5.      Radang paru-paru  ( pneumonia )
Radang paru-paru (Pneumonia) adalah penyakit paru-paru di mana pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen meradang dan paru-paru terisi cairan lendir bercampur kuman. Pneumonia dapat disebabkan infeksi bakteri, virus, jamur, atau parasit. Pneumonia juga dapat disebabkan iritasi zat-zat kimia atau cedera fisik pada paru-paru, atau sebagai akibat penyakit lainnya, seperti kanker paru atau berlebihan minum alkohol.
Gejala pneumonia termasuk batuk, sakit dada, demam, dan kesulitan bernapas Diagnosa pneumonia termasuk sinar-X dan pemeriksaan dahak. Perawatan tergantung penyebab pneumonia; pneumonia yang disebabkan bakteri dirawat dengan antibiotika.
Pneumonia umum terjadi di seluruh kelompok umur, dan merupakan penyebab utama kematian orang lanjut usia dan penderita penyakit kronis (menahun). Pencegahan pneumonia adalah dengan vaksin pneumonia. Vaksin pneumonia dianjurkan untuk anak berusia lebih dari 2 tahun dan orang lanjut usia.
6.      Tetanus
Penyakit tetanus berbahaya karena mempengaruhi sistem urat saraf dan otot. Gejala tetanus diawali dengan kejang otot rahang (trismus atau kejang mulut), pembengkakan, rasa sakit dan kejang di otot leher, bahu atau punggung. Kejang-kejang segera merambat ke otot perut, lengan atas dan paha.
Infeksi tetanus disebabkan bakteri Clostridium Tetani yang memproduksi toksin tetanospasmin. Tetanospasmin menempel di area sekitar luka dan dibawa darah ke sistem saraf otak dan saraf tulang belakang, sehingga terjadi gangguan urat saraf, terutama saraf yang mengirim pesan ke otot. Infeksi tetanus terjadi karena luka terpotong, terbakar, narkoba (misalnya memakai silet untuk memasukkan obat ke dalam kulit) maupun frostbite. Walaupun luka kecil bukan berarti bakteri tetanus tidak dapat hidup di sana. Sering kali orang lalai, padahal luka sekecil apapun dapat menjadi tempat bakteri tetanus berkembang biak.
7.      Thypus
Typhus atau demam tifoid atau typhoid disebabkan bakteri Salmonella Enterica, khususnya turunannya yaitu Salmonella Typhi. Bakteri typhus ditemukan di seluruh dunia, dan ditularkan melalui makanan dan minuman yang telah tercemar tinja penderita typhus. Bakteri typhus juga ditularkan melalui gigitan kutu yang membawa bakteri penyebab typhus.













BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya.
Tujuan dari diberikannya suatu imunitas dari imunisasi adalah untuk mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya.
B.       Saran
1.         Bagi Pemerintah dan petugas kesehatan
Memberikan imunisasi bagi seluruh masyarakat Indonesia dalam semua usia, baik yang berada di daerah perkotaan maupun di daerah pelosok. Dan meningkatkan lagi mutu pelayanan terutama pelayanan pada masyarakat yang kurang mampu.
2.         Bagi masyarakat
Memperhatikan kesehatan keluarganya dengan memberikan imunisasi lengkap sedini mungkin terutama saat bayi baru lahir di tempat pelayanan kesehatan di daerah setempat.